Yang namanya inspirasi memang bisa datang kapan saja dan dari mana saja. Bahkan dari sebuah masalah yang hadir didepan mata, kita bisa saja mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah solusi. Tinggal bagaimana kita jeli melihat kesempatan yang ada. Mungkin ini juga yang terjadi dengan Rengkuh Banyu Mahandaru. Bermula dengan melihat banyaknya sampah plastik dalam berbagai kegiatan sehari-hari, terutama dengan pesatnya layanan makanan pesan antar yang berujung menjadi masalah lingkungan, sampai kunjungannya ke Jaipur di India yang memberikannya inspirasi. Dimana masyarakat disana kebanyakan sudah menggunakan konsep sustainable terutama dalam hal membungkus makanan. Padahal di Indonesia sendiri membungkus makanan dengan bahan alami seperti daun bukan merupakan hal baru atau asing. Namun pada kenyataannya di Indonesia penggunaan kemasan plastik dan styrofoam masih mendominasi. Ditambah dengan fakta adanya limbah pertanian di daerah Jambi dan Sumatera Selatan saat berkunjung, membuat pemuda kelahiran 1991 ini semakin tergerak untuk menciptakan sebuah solusi untuk permasalahan satu ini.
Sumber: Instagram @rengkuh.banyu |
Hingga akhirnya di tahun 2018 dengan latar belakang sebagai packaging designer, bersama teman-temannya Rengkuh pun mendirikan Plepah. Plepah sendiri menghadirkan sebuah inovasi pembungkus makanan ramah lingkungan yang terbuat dari limbah pertanian pelepah pinang. Dari awal membangun Plepah ini Rengkuh sudah memegang prinsip untuk memiliki harga jual produk yang kompetitif. Dimana kebanyakan saat ini yang kita temui adalah produk yang ramah lingkungan biasanya malah jauh lebih mahal daripada kemasan yang berujung menjadi limbah seperti plastik dan styrofoam. Rata-rata produk Plepah ini dibandrol dengan harga Rp 2.000 per buah dan dikisaran Rp 3.500-5.000 per buah untuk ekspor.
Sumber: Instagram @rengkuh.banyu |
Tidak hanya membantu menangani permasalahan limbah dan sampah, tapi dengan hadirnya Plepah juga memberikan lapangan kerja baru dan tambahan penghasilan untuk warga di sekitar titik produksi. Saat ini sudah ada tiga lokasi produksi yaitu Sumatera Selatan, Jambi dan Cibinong, Bogor. Dan sampai saat ini sudah terkumpul sekitar 100 kepala keluarga dan kurang lebih 3.176 petani yang telah terlibat dalam produksi Plepah. Dari limbah yang awalnya tidak ada nilainya, Rengkuh dan kawan-kawan mengenalkan teknologi alat pengepresan untuk mengelola limbah pelepah dan kini dihargai Rp 2.000 per kilo-nya.
Sumber: Instagram @plepah_id |
Sumber: Instagram @rengkuh.banyu |
Plepah kini bisa menghasilkan 120 ribuan kemasan per bulannya, dengan permintaan terbesar dari pasar luar negri. Dengan pencapaian tersebut tentu saja bukan tanpa kendala. Rengkuh akui adanya keterbatasan kapasitas produksi dan masalah pada kelancaran suplai energi pada area produksi. Diharapkan dengan adanya lebih banyak investasi baik dari lembaga maupun perorangan mampu mempercepat peningkatan kapasitas produksi. Hingga pada akhirnya bisa menekan biaya produksi dan menurunkan harga produk sehingga bisa bersaing dengan harga kemasan umumnya, dan bisa dijangkau masyarakat luas.
Sumber: Instagram @plepah_id |
Dengan hadirnya Plepah ini mengantarkan Rengkuh dan kawan menjadi salah satu penerima penghargaan 14th Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award 2023 untuk kategori kelompok. SATU Indonesia Award sendiri merupakan sebuah program pemberian apresiasi untuk generasi muda Indonesia yang berprestasi dan memberikan kontribusi positif untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya oleh PT. Astra Internaional Tbk. Dengan penghargaan ini Rengkuh mengaku senang karena sekarang lebih banyak lagi pihak yang mengenal Plepah. Dan tidak hanya sampai disitu saja, Rengkuh pun kini sedang fokus dalam pengolahan limbah lainnya untuk dijadikan sumber energi sebagai salah satu cara mengurangi penggunaan batubara.
Sumber: Instagram @satu_indonesia |
Semoga dengan banyaknya generasi muda yang sadar dan peduli dengan lingkungan seperti Rengkuh dan kawan-kawan, bisa perlahan namun pasti membantu mengatasi permasalahan lingkungan dan membuat bumi menjadi tempat yang lebih baik. Tidak hanya untuk kita sekarang, tapi juga untuk generasi yang akan datang.